welcome

Get Gifs at CodemySpace.com

Rabu, 28 Desember 2011

Biografi Sang Penulis Puisi

BIOGRAFI TAUFIK ISMAIL
Taufiq Ismail lahir di Bukittinggi, 25 Juni 1935. Masa kanak-kanak sebelum sekolah dilalui di Pekalongan. Ia pertama masuk sekolah rakyat di Solo. Selanjutnya, ia berpindah ke Semarang, Salatiga, dan menamatkan sekolah rakyat di Yogya. Ia masuk SMP di Bukittinggi, SMA di Bogor, dan kembali ke Pekalongan. Pada tahun 1956–1957 ia memenangkan beasiswa American Field Service Interntional School guna mengikuti Whitefish Bay High School di Milwaukee, Wisconsin, AS, angkatan pertama dari Indonesia.
Ia melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan, Universitas Indonesia (sekarang IPB), dan tamat pada tahun1963. Pada tahun 1971–1972 dan 1991–1992 ia mengikuti International Writing Program, University of Iowa, Iowa City, Amerika Serikat. Ia juga belajar pada Faculty of Languange and Literature, American University in Cairo, Mesir, pada tahun 1993. Karena pecah Perang Teluk, Taufiq pulang ke Indonesia sebelum selesai studi bahasanya.
Semasa mahasiswa Taufiq Ismail aktif dalam berbagai kegiatan. Tercatat, ia pernah menjadi Ketua Senat Mahasiswa FKHP UI (1960–1961) dan Wakil Ketua Dewan Mahasiswa (1960–1962).
Ia pernah mengajar sebagai guru bahasa di SMA Regina Pacis, Bogor (1963-1965), guru Ilmu Pengantar Peternakan di Pesantren Darul Fallah, Ciampea (1962), dan asisten dosen Manajemen Peternakan Fakultas Peternakan, Universitas Indonesia Bogor dan IPB (1961-1964). Karena menandatangani Manifes Kebudayaan, yang dinyatakan terlarang oleh Presiden Soekarno, ia batal dikirim untuk studi lanjutan ke Universitas Kentucky dan Florida. Ia kemudian dipecat sebagai pegawai negeri pada tahun 1964.
Taufiq menjadi kolumnis Harian KAMI pada tahun 1966-1970. Kemudian, Taufiq bersama Mochtar Lubis, P.K. Oyong, Zaini, dan Arief Budiman mendirikan Yayasan Indonesia, yang kemudian juga melahirkan majalah sastra Horison (1966). Sampai sekarang ini ia memimpin majalah itu.
Taufiq merupakan salah seorang pendiri Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Taman Ismail Marzuki (TIM), dan Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ) (1968). Di ketiga lembaga itu Taufiq mendapat berbagai tugas, yaitu Sekretaris Pelaksana DKJ, Pj. Direktur TIM, dan Rektor LPKJ (1968–1978). Setelah berhenti dari tugas itu, Taufiq bekerja di perusahaan swasta, sebagai Manajer Hubungan Luar PT Unilever Indonesia (1978-1990).
Pada tahun 1993 Taufiq diundang menjadi pengarang tamu di Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur, Malaysia.
Sebagai penyair, Taufiq telah membacakan puisinya di berbagai tempat, baik di luar negeri maupun di dalam negeri. Dalam setiap peristiwa yang bersejarah di Indonesia Taufiq selalu tampil dengan membacakan puisi-puisinya, seperti jatuhnya Rezim Soeharto, peristiwa Trisakti, dan peristiwa Pengeboman Bali.
Hasil karya:
1. Tirani, Birpen KAMI Pusat (1966)
2. Benteng, Litera ( 1966)
3. Buku Tamu Musium Perjuangan, Dewan Kesenian Jakarta (buklet baca puisi) (1972)
4. Sajak Ladang Jagung, Pustaka Jaya (1974)
5. Kenalkan, Saya Hewan (sajak anak-anak), Aries Lima (1976)
6. Puisi-puisi Langit, Yayasan Ananda (buklet baca puisi) (1990)
7. Tirani dan Benteng, Yayasan Ananda (cetak ulang gabungan) (1993)
8. Prahara Budaya (bersama D.S. Moeljanto), Mizan (1995)
9. Ketika Kata Ketika Warna (editor bersama Sutardji Calzoum Bachri, Hamid Jabbar, Amri Yahya, dan Agus Dermawan, antologi puisi 50 penyair dan repoduksi lukisan 50 pelukis, dua bahasa, memperingati ulangtahun ke-50 RI), Yayasan Ananda (1995)
10. Seulawah — Antologi Sastra Aceh (editor bersama L.K. Ara dan Hasyim K.S.), Yayasan Nusantara bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Khusus Istimewa Aceh (1995)
11. Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia, Yayasan Ananda (199 8)
12. Dari Fansuri ke Handayani (editor bersama Hamid Jabbar, Herry Dim, Agus R. Sarjono, Joni Ariadinata, Jamal D. Rahman, Cecep Syamsul Hari, dan Moh. Wan Anwar, antologi sastra Indonesia dalam program SBSB 2001), Horison-Kakilangit-Ford Foundation (2001)
13. Horison Sastra Indonesia, empat jilid meliputi Kitab Puisi (1), Kitab Cerita Pendek (2), Kitab Nukilan Novel (3), dan Kitab Drama (4) (editor bersama Hamid Jabbar, Agus R. Sarjono, Joni Ariadinata, Herry Dim, Jamal D. Rahman, Cecep Syamsul Hari, dan Moh. Wan Anwar, antologi sastra Indonesia dalam program SBSB 2000-2001, Horison-Kakilangit-Ford Foundation (2002)

Selasa, 27 Desember 2011

Tuhan Sembilan Senti

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok, tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok.

Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,
hansip-bintara-perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok.

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im sangat ramah bagi perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok.

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah…ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok.

Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok,
sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok.

Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok, tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok.

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita.

Di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran, di toko buku orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok.

Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan asap rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok.

Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling menularkan HIV-AIDS sesamanya, tapi kita tidak ketularan penyakitnya. Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di kantor atau di stop-an bus, kita ketularan penyakitnya. Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS.

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia, dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu, bisa ketularan kena.

Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok.

Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulutangkis, turnamen sepakbola mengemisngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok.

Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil ‘ek-’ek orang goblok merokok,
di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok,
di ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang goblok merokok.

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im sangat ramah bagi orang perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok.

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita.

Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa.

Mereka ulama ahli hisap.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak,
tapi ahli hisap rokok.

Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala kecil, sembilan senti panjangnya, putih warnanya, kemana-mana dibawa dengan setia, satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya.

Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang, tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan, cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?

Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.
Mamnu’ut tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i.
Kalau tak tahan, di luar itu sajalah merokok.

Laa taqtuluu anfusakum. Min fadhlik, ya ustadz.
25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan?

Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu, sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok.

Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok, lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan.

Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.
Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu, yaitu ujung rokok mereka.

Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir.
Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai terbatuk-batuk.

Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini, sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok. Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas.

Lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor, cuma setingkat di bawah korban narkoba.

Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya, bersembunyi di dalam kantong baju dan celana, dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna, diiklankan dengan indah dan cerdasnya.

Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri, tidak perlu ruku’ dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini, karena orang akan khusyuk dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan api dan sesajen asap tuhan-tuhan ini.

Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.

cipt ; taufiq ismail

Senin, 26 Desember 2011

kembalilah Indonesia kepadaku

Hari depan Indonesia adalah duaratus juta mulut yang

menganga

Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 watt,

sebagian berwarna putih dan sebagian hitam, yang

menyala bergantian.

Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong

siang-malam, dengan bola yang bentuknya seperti

telur angsa

Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang

tenggelam karena seratus juta penduduknya.

Kembalikan

Indonesia

padaku.

Hari depan Indonesia adalah satu juta orang main

pingpong siang malam dengan bola telur angsa di

bawah sinar lampu 15 wat.

Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang pelan-pelan

tenggelam lantaran berat bebannya kemudian

angsa-angsa berenang di atasnya.

Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang

menganga, dan di dalam mulut itu ada bola-bola

lampu 15 wat, sebagian putih dan sebagian hitam,

yang menyala bergantian.

Hari depan Indonesia adalah angsa-angsa putih yang

berenang-renang sambil main pingpong di atas

pulau Jawa yang tenggelam dan membawa seratus juta

bola lampu 15 wat ke dasar lautan.

Kembalikan

Indonesia

padaku.

Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong

siang malam dengan bola yang bentuknya seperti

telur angsa

Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang

tenggelam karena seratus juta penduduknya.

Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat,

sebagian berwarna putih dan sebagian hitam, yang

menyala bergantian.

Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang

menganga.

Kembalikan

Indonesia

padaku.

taufiq ismail

Bayi Lahir Bulan Mei 1998

Dengarkan itu ada bayi mengea di rumah tetangga
Suaranya keras, menangis berhiba-hiba
Begitu lahir ditating tangan bidannya
Belum kering darah dan air ketubannya
Langsung dia memikul hutang di bahunya
Rupiah sepuluh juta

Kalau dia jadi petani di desa
Dia akan mensubsidi harga beras orang kota
Kalau dia jadi orang kota
Dia akan mensubsidi bisnis pengusaha kaya
Kalau dia bayar pajak
Pajak itu mungkin jadi peluru runcing
Ke pangkal aortanya dibidikkan mendesing

Cobalah nasihati bayi ini dengan penataran juga
Mulutmu belum selesai bicara
Kau pasti dikencinginya

by ; taufiq ismail

Sebuah Jaket Berlumur Darah

Sebuah jaket berlumur darah
Kami semua telah menatapmu
Telah pergi duka yang agung
Dalam kepedihan bertahun-tahun

Sebuah sungai membatasi kita
Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja
Akan mundurkah kita sekarang
Seraya mengucapkan ’Selamat tinggal perjuangan’
Berikara setia kepada tirani
Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?

Spanduk kumal itu, ya spanduk itu
Kami semua telah menatapmu
Dan di atas bangunan-bangunan
Menunduk bendera setengah tiang

Pesan itu telah sampai kemana-mana
Melalui kendaraan yang melintas
Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan
Teriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasa
Prosesi jenazah ke pemakaman
Mereka berkata
Semuanya berkata

by ; taufiq ismail

Syair Orang Lapar

Lapar menyerang desaku
Kentang dipanggang kemarau
Surat orang kampungku
Kuguratkan kertas
Risau
Lapar lautan pidato
Ranah dipanggang kemarau
Ketika berduyun mengemis
Kesinikan hatimu
Kuiris
Lapar di Gunungkidul
Mayat dipanggang kemarau
Berjajar masuk kubur
Kauulang jua
Kalau

by ; taufiq ismail

yang terampas dan yang putus

YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS

kelam dan angin lalu mempesiang diriku,
menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu

di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin

aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang
dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;
tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang

tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku

DIPONEGORO

DIPONEGORO

Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.

BY ; CHAIRIL ANWAR

KRAWANG-BEKASI

KRAWANG-BEKASI

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi

BY ; CHAIRIL ANWAR

MALAM

MALAM

Mulai kelam
belum buntu malam
kami masih berjaga
--Thermopylae?-
- jagal tidak dikenal ? -
tapi nanti
sebelum siang membentang
kami sudah tenggelam hilang

by ; chairil anwar

Prajurit Jaga Malam

PRAJURIT JAGA MALAM

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu......
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !

by ; chairil anwar

Jumat, 23 Desember 2011

penerimaan

PENERIMAAN

Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati

Aku masih tetap sendiri

Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi

Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani

Kalau kau mau kuterima kembali
Untukku sendiri tapi

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.

Aku

AKU

Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

by : chairil anwar

sahabat

Sahabat
Telah kau daki
Gunung kemerdekaan
Menuju sinar harapan
Kehidupan masa depan
Menuju kebahagian

Sahabat
Relung waktu telah lalu
Rindu hati ingin bertemu
Walau surya telah berlalu
Dirimu masih ku tunggu
Dalam paruh waktuku

Sahabat
Aku memuja seraya berdoa
Kesehatan dan keberkahan
Tetap menyertaimu
Bersama KuasaNya
Kau akan bahagia

Sahabat
Ketika hati ini bergeming
Gema Adzan berkumandang
Dikaulah yang membimbing
Ke Surau kecil desa
Bersujud kepadaNya
Hingga raga ini tenang

Sahabat
Sukma melemah
Jiwa berserah
Tak tahu arah
Terhentilah darah

Sahabat
Telah berujung riang
Gaung cinta persaudaraan
Telah kau tebarkan
Mengisi celah darah
Terpendam lubuk dalam

Sahabat
Lukisan kata tepat
Hembusan angin bertempat
Riasan duniawi bersifat
Dalam kota terpadat
Semoga masih sempat
Citra ini terdapat

Jumat, 11 November 2011

perasaan

Perasaan

Perasaan juga bagian dari tubuh manusia
Perasaan juga bisa merasakan apa yg ada disampingya
Perasaan juga bisa menangis
Tapi kenapa perasaan itu sering disakiti manusia
Hanya orang yg tidak punya hati yg bisa menyakitinya
Aku nggak ngerti semua ini
Haruskah perasaan itu tersakiti
Ia akan terus menangis dalam hati
Tanpa ia mengeluarkan air mata
Kita sudah bisa merasakan
Bahwa perasaan itu perlu kasih sayang ..

hanya aku yg merasakan

Hanya Aku yang Merasakn

Haruskah aku menangis saat dia pergi ??
Haruskah aku menyesali semua ini
Mengapa saat aku ingat dengannya
Air mata ku menetes
Mengalir deras bagaikan hujan yg membasahi bumi
Kenapa hati rasanya perih
Hati yg dulu masih berbunga – bunga
Yg berwarna merah saat merasak cinta
Tapi kini hatiku telah berubah
Menjadi hitam ..
Merasakan kepedihan yg belum terobati
Seandainya ada obat untuk mengobatinya
Kurasa hati ini takkan terus menangis ..

akankah semua berakhir ??

Akankah Semua Berakhir ??
Kurasa ini memang yg terakhir
Akhir dari kisahku beesamanya
Sebuah kisah ..
Yang penuh berisi canda dan tawa
Walau luka & duka sering kali menghampiri
Dan kini ..
Canda, tawa, luka, dan duka itu
Telah terangkum semua dalam kesedihan
Yg disebut KENANGAN
Dalam kenangan itu banyak kulalui canda
Yang setia menemaniku
Tapi kini semua sudah berakhir ..
Hilang ..

Mungkin ini memang takdirku

Mungkin Ini Memang Takdirku

Kapankah aku berhenti menangis
Sampai air mataku akan habiss
Tak bisa lagi meneteskan air mata
Yg begitu sakit dan perih terasa
Mengapa aku tak pernah tahu ..
Jika akhirnya akan begini
Dirimu takpernah hiraukanku
Aku bagaikan angin pelalu bagimu
Kenapa kau masih terdiam
Dingin …
Dan acuhkanku tak mau tahu
Andaikan sang waktu dapat kuputar
Balik lagi kemasa itu
Akan ku lepas semua ingahmu
Ku tak akan mengenalmu ..
Kenapa kau tak pernah hiraukan aku
Walau hanya sejenak
Tak pernahkah diriku melintas dipikiran muu
Sungguh perih rasanya ..
Sudah cukup kau siksa batin ku ..
Mengapa sungguh kejamnya takdir ini
Aku bukanlah manusia sempurna sepertinya
Aku tahu dari awal kau memang tidak menginginkanku
Apakah kau tahu saat kamu besamanya
Betapa sakitnya hati ini terasa perihh..

bertahan dalam satu cinta

Bertahan Dalam Satu Cinta

Berapa kali ku harus katakana cinta
Berapa lama ku harus menunggu mu ..
Kenapa dirimu masih begitu
Acuhkanku tak mau tahu
Luka yg kurasakan terlalu sering kau berikan
Cinta yg bertepuk sebelah tangan
Tetap aku balas dengan senyuman
Aku selalu ingat dengan-Mu
Tapi pernahkah kamu ingat dengan kuu ??
Walaupun ingat ..
Seperti angin yng berlalu
Apakah pernah kau ingat semua yg ku lakukan ??
Tapi kini kau masih terdiam
Tak pernah menghiraukanku
Aku tau semua ini memang takdir
Bertahan dalam satu cinta ..

kehilangan-Mu

Kehilangan-Mu

Aku hanyalah manusia biasa
Manusia yang hanya bisa terdiam membisu
Saat melihat dia pergi ….
Aku merasa menjadi manusia yang paling bodoh
Yang telah mengenal dia …
Kini yang ku lakukan hanyalah menangis
Merenungi kesedihanku yang telah aku perbuat
Aku menyesal telah mengenal dia …
Dan aku menyesal ini semua terjadi …
Aku hanya ingin kau tahu ..
Aku masih menyayangimu
Yang kurasakan saat ini
Hanyalah …
Sakit, sedih, bercampur kangen …
Aku masih kangen kamu ..
Saat ini aku ingin kau ada di sampingku
Tapi …
Itu hanyalah mimpi
Mimpi terbesar yang tak terwujudkan
Jika masih ada kesempatan
Aku ingin kau kembali
Aku ingin kau ada disampingku
Dan hanya kau yang bisa
Membuatku tersenyum dan tertawa

Selasa, 08 November 2011

Cinta Di SMP

dulu waktu kita SMP..
engkau membuatku sering tertawa..
setiap lelucon yang kau ucap..
membuatku marahku menguap..

dulu waktu aku SMP..
engkau membuatku selalu marah..
sikapmu menyebalkan..
kelakuanmu suka membuatku kesal..
dan aku benci kamu waktu SMP kala itu..


tapi sekarang..
Engkau dan Aku bukan anak SMP lagi..
AKu sudah dewasa, engkaupun sama..
aku bercerita, engkau menanggapinya..
dan aku ingin semua itu kembali ada..
benci yang berubah jadi cinta..
cinta SMP yang tertunda..
inilah cinta yang sebenarnya..
Nikah yuk.. hihihihi..

Seandainya

Sayang, Seandainya….
Sayang, seandainya Qita tidak dikumpulkan di dunia
Smoga saja Qita bisa berkumpul di surga yaa..

Sayang, seandainya saat ini Qita tlah kehilangan kesabaran
Smoga kelak Qita bisa melapangkan diri yaa..

Sayang, seandainya Qita tidak berjodoh
Smoga Tuhan menjodohkan Qita di surga yaa..

Sayang, walaupun Qita terluka di dunia
Smoga Qita bahagia di surga yaa..

Sayang, walaupun Qita tidak bersama di dunia
Smoga Qita bersama di surga nanti yaa…

Sayang, walaupun Qita tidak dipertemukan di dunia
Smoga Qita bertemu di surga yaa..

Sayang, walaupun Qita tidak ada cinta suci
Smoga Qita memiliki cinta suci di surga

Yang Trsakiti

Mengenalmu adalah kebahagiaan bagi Q,
aq suka dengan wajahmu yg berkharisma

aQ merasa kau adalah sinar jiwaku,bunga hatiku,

tak pernah sedikitpun aq berfikir
mengapa aq harus kehilanganmu
terlalu banyak harapan yg q simpan
untuk bisa hidup bersamamu dalam ikatan suci

betapa hati ini yakin
jika kau memang j0d0h untuk q
namun itu semuanya sirna sudah
karena kenyataannya
kau memilihku hanya sebatas sahabat dan bukan lagi kekasih hatimu

kau campakan aq
kau buat hatiku berkeping keping
tak adalagi cinta dan sayang
yang kau ucapkan padaku
kini hanya tersisa
hati,jiwa dan perasaan yang tersakiti

bersama

ika aku memandang langit
mengharapkan bayangan wajahmu
terurai dalam goresan semu
karena disini aku begitu merindumu
Diantara senandung langkah bumi

aku menantikan langkahmu di depan pintu hatiku
Diselimut awan putih itu
kugantungkan cinta suciku
Bilakah engkau akan bersamaku
mengarungi satu cerita dalam lautan cintaku ??

Bersama rembulan ku akan menjemput malammu

dengan sejuknya jiwamu….

Bila aku bukan lelaki terbaikmu
biarkan aku mencintamu dengan segenap jiwaku
Bila aku bukan pilihan hatimu
biarlah aku mendampingimu selamanya
Biarkan aku

menjadi bagian kecil di sudut hatimu….
Biarkan….
Karena aku hanya ingin bersamamu….
seumur hidupku….

Cinta Terlarang

ku bagian dari reruntuhan emosi..
menjiwa,.. menerka.. dan menjaga..
seperti manusia lain aku menjalani..
namun kenapa, aku tak mampu menyamainya..

aku bagian dari kerapuhan hati..
dalam gerak lingkup yang sempit..
hanya seorang yang mampu mengerti..
dia yang selalu membuatku sakit..

dan aku bagian dari cinta..
aku jatuh cinta..
aku memiliki rasa..
namun rasa ini sebuah keterlarangan..
jiwaku dan jiwanya sepadan..
hingga aku mejadi sosok lelaki yang rupawan..
untuknya yang tak kalah tampan..

***
kita tak pernah tahu, bagaimana hidup akan berjalan, bagaimana nasib akan membawa kehidupan. cinta terlarang tak seharusnya terjadi,persamaan perasaan, kesamaan nasib dan kesamaan pemikiran adalah pemicu utama seseorang merasa sangat sempurna berada dalam lingkungannya, lingkungan jenisnya dan lingkungan yang ia pilih.

jika pilihanmu adalah kebaikan bagimu, jalanilah.. tapi.. ingatlah pada hukum Tuhan yang akan selalu berlaku, jalanilah apa yang akan engkau petik esok, seperti apa yang akan engkau lakukan sekarang :) .

puisi untuk sahabatku, kamu begitu berharga, namun kamu tak pernah mengerti, semua akan berakhir tak baik jika terus engkau turuti.

sahabatku

Berlari-lari kecil
mengejar cita-cita besar
ditemani semangat matari
tekad terkepal sekepalan
dan sahabat sepandangan

mencari cara terbaik
tuk menjadi ciri tertangguh
dan ucapkan itu saling bersalingan
sahabat satu jabat-an tangan

sembunyikan dulu ketinggian
saat siapa tiba lebih dulu
sahabatku satu tujuan

Jumat, 28 Oktober 2011

Cerita ini

Telah datang suatu masa
masa yang indah
dimana setiap hembus angin sangatlah berarti
dan aku bahagia saat matahari mulai menyinari bumi
dan aku bersedih saat ia digantikan oleh bulan
masa saat malam terasa hangat dan pada saat siang terasa sejuk
lalu ku berpikir ” apa yang telah Kuperbuat?”
kutatap bintang dan pandanganku tertarik padamu dan kuralat kata-kataku
dan ku berkata “apa yang telah kau perbuat?”
saat hujan datang kau menghangatkanku
saat badai datang padaku
kau berkata ” tenanglah masih ada diriku disini”
waktu pun berhenti seketika itu pula ku sadari bahwa kau peri hidupku
disaat sayapmu terluka kan kuobati dengan ramuan yang bernama cinta
Namun disaat kuterlelap kau pergi dariku
meninggalkan ku dengan kisah bersamamu
kisah seorang anak manusia yang selalu berharap
harapan yang selalu dikenang
Dan disaat ku teringat cerita kita aku berkata ” Peri kecilku terbanglah setinggi-tingginya karena kita berbeda dan kau pantas berada dikhayangan maafkan aku yang pantas disana untuk bersamamu”

Kau Tiada Lagi

Sejak Kau Tiada
October 26, 2010 by hadi way

Tak kumiliki lagi yang sepertimu
Tuk kedua kali ..
Tiada harapan lagi sejak kau tiada
Tinggalkan aku ..

Apakah mungkin harapan mati yang kuharapkan
Sejak kau pergi . .
Apakah mungkin
Semua t’lah berakhir ..

Tak pernah terlupakan
Indah raut wajahmu ..
Tak akan mampu hilang
Cinta tulus darimu ..

Sejak kau tiada ..
Menutup kenangan antara kita
Tak mungkin ada harapan lagi
Kau tak tergantikan ..

Sejak kau tiada
Menutup kenangan antara kita ..

Kekasih Meninggal

Setelah Kekasihnya Meninggal
March 16, 2011 by Jirin pecah

Setelah kekasihnya meninggal

Matanya terombang ambing mencari apa yang hilang, masih terus mencoba walau gagal

Matanya terombing ambing
melawan kegelapan, melawan kebingungan, apakah yang telah hilang ?

Yang ia rasakan hidupnya terancam, terancam kesedihan yang selalu sewenang wenang, memaksa air matanya berlinang.

Cinta

Aku gak pernah mengerti akan takdir,
kenapa ia mempertemukan kita, dan kenapa ia membuatku terluka . . ,
ntah apa yang membuatku tak berhenti memikirkannya,
seseorang yang selalu membuatku nyaman, dan sadar akan garis hidup!
Dia datang saat aku butuh sandaran, namun dia pergi di saat aku ingin dia tinggal,
kenapa harus ada cinta, jikalau harus ada terluka,
aku berharap hujan terus turun, agar ia bisa menghapus tangis di pipiku . . ,
aku berharap, matahari akan terbenam saat dia datang kembali . .,
andai waktu bisa terulang, aku ingin takdir tak mempertemukan kami,
ntah ini cinta atau sakit, tapi inilah yang aku rasakan,
tapi aku tak peduli dengan apa yang terjadi,
di setiap hembusan nafasku,
di setiap itu pula aku selalu berdo’a untuk kebahagiaannya . .
Tak peduli dengan waktu yang terus berjalan,
di setiap detak jantungku, disetiap itu pula aku selalu berdo’a untuk keselamatannya . .
Aku ingin dia tahu .

Selasa, 25 Januari 2011

" Arti Sahabat "


Saat aku mulai mengerti tentang hidup
Aku butuh tumpahan rasa
yang sudi menerimaku apa adanya
Saat mata memandang
hingga lelah dan terpejam
segalanya terasa indah
dengan kehadiran seorang sahabat
Saat bahagia aku kan tertawa bersamanya
menjalani hari-hari penuh senyum bersamanya
namun saat terluka
Aku akan berlari dalam gelap
karena aku malu membaginya
dan tak ingin menjadi beban baginya
Meski rapuh aku tak ingin hancur